Ayunan nya lemah gemalai. Aduh, iya la.. si anak masih celik. Sambil tersenyum, si ibu mendendangkan....
_______________________________
Bintang di langit
Kerlip engkau di sana
Memberi cahayanya di setiap insan
Malam yang dingin
Kuharap engkau datang
Memberi kerinduan di sela mimpi - mimpinya
Melangkah sendiri di tengah gelap malam
Hanya untuk mencuri jatuh sinaran
Tak terasa sang waktu
Melewati hidupnya
Tanda pagi menjelang
Mengganti malam
Oh bintang tetaplah... pastikan cahyanya
Sinari langkahku setiap saat
Bintang pun tersenyum... dengarkan pintaku
Berikan kecupan di sudut tidurnya
_______________________
Lagu ini selalu di dendangkan pada zaman dahulu kala mendodoi anak. Mungkin bukan aku atau anda, tapi mereka di tanah Jawa. Saat termenung di balik timbunan kerja... kenangan itu menjelma. Satu imbasan yang masih tersimpan kemas dalam timbunan koleksi kenangan;
Pada masa itu, yang meng-ayun buaian aku ialah abah. Sambil memegang botol susu berisi air merah (sebab masa tu baru usia dalam 4 tahun mungkin).. alunan zikir "Subhanallah, alhamdulillah, allahuakbar" bergema, mengiringi malam-malam ku. Itu lah abah terhebat yang pernah di miliki. Wajahnya tegas, tapi hatinya lembut. Macam aku ^).
Apapun, moga malam-malam anda bertemu bintang hati masing-masing.Sekali-sekala mengimbas mereka-merka yang tersayang... jauh nuuuuuuun di sana.
Selamat malam !